RENUNGAN KEMERDEKAAN (HATI PENJAJAH)

Membaca postingan teman di media sosialnya, menarik untuk disimak. Berikut isi lengkapnya!

Penjajah telah pergi. Tak ada lagi pedang yang menusuk, peluru yang menembus, dan tak ada lagi penyiksaan yang berdarah-darah dari sang penjajah. Tetapi dari diri yang telah merdeka ini masih saja terlahir pribadi yang berhati penjajah.

Ada orang yang menangis karena perilaku kita, ada hati yang perih karena ucapan kita, ada harta yang terampas karena keserakahan kita.

Ada istri-istri yang sakit karena tekanan suami, ada suami-suami yang tak berdaya karena tuntutan istri, ada orang tua yang terlantar karena kesombongan anaknya, dan ada pula anak-anak yang menderita karena ulah orang tuanya.

Penjajah jenis ini tak bisa dikalahkan dengan senjata, melainkan hanya bisa ditundukkan dengan kesadaran diri dalam berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Jika saja Tuhan ciptakan sebelas matahari, tetap saja takkan mampu menerangi hati yang menghitam dan membatu. Dingin dan berlimpahnya air takkan mampu memadamkan panas hati yang terus membara.

Sama saja kemerdekaanpun takkan mampu menciptakan kedamaian dan ketentraman, jika diri kita tetap berhati penjajah.

Salam silaturrahim.

(Ustd. Rachman Husen)

Sumber: Medsos tetangga sebelah

Tinggalkan komentar

Filed under Uncategorized

Tinggalkan komentar